Miris! Gara-gara Sering Diejek Miskin, Siswa ini Nekat Tenggak Pestisida - Berita kita

Miris! Gara-gara Sering Diejek Miskin, Siswa ini Nekat Tenggak Pestisida

 

Remaja yang minum pestisida | 6parknews.com

Aksi nekat seorang remaja berusia 14 tahun menjadi viral di media massa lantaran nekat meminum pestisida usai dimarahi guru sekolahnya.

Remaja bernam asli Lu Shijie  tersebut berasal dari Shanghai, China.

Mengutip dari Sohu, World of Buzz, sebelum tewas, Shijie sempat mengungkapkan sesuatu kepada ayahnya sepulang sekolah pada 14 November 2019.

Shijie terlihat murung, diam, dan agak sedih karena sedang mengerjakan pekerjaan rumahnya.

Lalu sang ayah menerima pesan singkat (SMS) dari sang guru kalau putranya tersebut tidak berhasil di sekolah.

Sang ayah pun mengajak berbicara kepada Shijie.

Tentu saja Shijie membela diri dengan mengatakan jika gurunya berprasangka buruk terhadapnya.

Kepada ayahnya, Shijie mengaku jika saat di sekolah sedang bermain dengan teman-temanya saat sang guru memasuki ruangan kelas.

Namun gurunya tersebut hanya menegur Shijie, sementara teman-temannya yang lain tidak ditegur.

Dari situlah Shijie merasa jika sang guru tidak berlaku adil.

Paska mencurahkan isi hatinya, Shijie lantas berlari keluar rumah.

“Aku kira dia cuma pergi ke toilet, biasanya dia memang menghabiskan waktu 10-20 menit (di toilet),” ucap nenek Shijie dikuti[p dari 6parknews.com

Namun setelah menunggu cukup lama, Shijie tidak kunjung pulang.

Karena panik, sang ayah beserta kakek dan neneknya langsung mencari Shijie.

Sekitar pukul 19.30 malam waktu setempat, Shijie ditemukan sudah sekarat, tubuhnya basah akibat cairan pestisida yang diminumnya tumpah sebagian.

“Sambil muntah-muntah, dia bilang kepadaku, nenek, aku minum pestisida,” sambung nenek Shijie.

Shijie pun langsung dilarikan ke rumah sakit Nanxiang, Shanghai.

Selama dirawat, Shijie sempat meminta kakeknya agar dirinya bisa dibawa pulang ke rumahnya di desa Changling, Xixian, Provinsi Henan, Tiongkok.

Namun sayangnya, setelah 24 jam menjalani perawatan intensif, dia mengalami gagal pernafasan dan meninggal pada 15 November 2019.

Sang ayah pun mengalami duka mendalam dengan kematian putranya tersebut.

Apalagi dia sudah bercerai dengan sang istri.

Bahkan selama ini diketahui jika Shijie harus tinggal bersama kakek neneknya di sebuah pertanian, sementara dirinya merantau untuk bekerja karena ekonomi keluarganya yang terbatas.

Selama ini Shijie dikenal sebagai anak dengan kepribadian tertutup.

Dia jarang bercerita tentang masalahnya kepada keluarganya.

Dari keterangan sang ayah, diketahui jika sang guru tidak terlalu peduli dengan Shijie karena ia tidak terlalu mendapatkan nilai bagus dan bukan penduduk setempat pula.

Setelah kematian shijie, sang ayah pun melakukan penyelidikan terkait kematian putranya dengan mendatangi sekolah.

Lantas dia berbicara dengan sejumlah teman Shijie, dari sanalah dia tahu bahwa putranya sering diintimidasi oleh teman-temannya.

Teman-teman Shijie sering menertawakan pakaian Shijie lalu mengejek kakek Shijie yang setiap harinya menjemput Shijie dengan menggunakan sepeda roda tiga.

Bullying ini dialami Shijie selama satu semester.

Selain itu Shijie juga mendapat panggilan mengerikan untuk keluarganya.

Pihak sekolah membatah desas-desus bullying atau perundungan, dan menolak berkomentar karena kasus tersebut sudah ditangani oleh pihak kepolisian setempat.

Mereka hanya tidak ingin mempengaruhi penyelidikan.

Menyoroti dari dampak bullying yang bisa memicu depresi, gangguan jiwa yang berhubungan erat dengan kecenderungan untuk bunuh diri.

iRiset yang dilakukan National Institute of Occupational Health menyebut bullying merupakan penyebab bunuh diri yang paling sering dilupakan.

Penelitian dilakukan kepada 1.850 partisipan.

Secara umum, 4,2 hingga 4,6 persen partisipan mengaku pernah mengalami bullying.

Dari partisipan yang pernah mengalami bullying, sekitar 3,9 sampai 4,9 persennya memiliki keinginan untuk bunuh diri.

Dari hasil penelitikan menyebutkan jika bullying bisa menyebabkan bunuh diri karena korban merasa terkucilkan.

Korban yang merasa terkucilkan akhirnya mengalami depresi dan memilih bunuh diri sebagai jalan keluar dari keadaannya yang sekarang.

Sharing is caring!

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel