Jika Suami Ketahuan Selingkuh, Cerai atau Bertahan? - Berita kita

Jika Suami Ketahuan Selingkuh, Cerai atau Bertahan?

 

Sering terjadi dalam kehidupan, kejadian suami selingkuh, lalu bagaimana mengatasinya? Setiap wanita pasti tidak ada yang ingin diselingkuhi oleh suami. Namun sayangnya, suami kerap khilaf melakukan sebuah affair atau perselingkuhan, tak jarang kita sebagai istri pun memergoki kecurangan tersebut

Bagaimana jika kita mendapati suami selingkuh? Minta cerai atau bertahan? Masih menjadi polemik, sebaiknya ketika suami selingkuh cerai atau bertahan? Nah, suami selingkuh istri tetap bertahan atau tidak ini, pasti bukanlah keputusan yang mudah.

Pasalnya, masalah ini bukanlah tentang dua orang saja, melainkan juga membawa nama baik keluarga besar, bahkan bisa berakibat pada psikologis anak. Lalu apa yang harus dilakukan sebelum benar-benar mengambil keputusan yang tepat? Berikut penjelasannya.

1. Bicarakan semuanya dengan terbuka
Sebagai istri, Anda pasti memiliki banyak pertanyaan kepada pasangan Anda. Tuliskan semuanya, tanyakan semuanya, Anda berhak menanyakan setiap detail yang ingin Anda ketahui, dan pasangan Anda wajib menjawab semuanya.

Cara ini mungkin akan sangat menyakitkan. Namun sejujurnya, cara ini dapat menyembuhkan.

Sebelum Anda bertanya pada pasangan, tanyakan pada diri Anda sendiri, apakah sudah siap untuk mengetahui detail tentang affair pasangan Anda? Jika jawabannya adalah iya, maka tanyakan.

Akan tetapi, Anda tetap harus berhati-hati, pasalnya cara ini akan membuat Anda lebih sakit hati. Sebaiknya Anda mengatur batasan waktu terlama untuk membicarakan hal ini dengan pasangan, yaitu sekitar 15 hingga 30 menit saja.

2. Usahakan
Sekarang, Anda mungkin sedang berantakan, sedang menangis sambil melempari barang-barang. Namun sekarang saatnya untuk menyembuhkan. Dengan bantuan seorang profesional, cobalah untuk mencari akar permasalahan awalnya perselingkuhan.

Pada tahap ini, kemungkinan salah satu dari Anda atau pasangan memiliki masalah komunikasi jauh sebelum terjadinya perselingkuhan.

Apabila Anda memutuskan untuk tetap bertahan, Anda mungkin ingin mengetahui alasannya. Untuk itu, cobalah untuk memperbaiki komunikasi antara Anda dan pasangan untuk mencegah hal ini terulang kembali di masa depan.

3. Ingat, sembuh dari perselingkuhan bukan hal yang mudah
Setelah melakukan mediasi, terapi dan komunikasi, kemungkinan Anda akan merasa lebih baik. Anda akan mengalami momen di mana Anda tidak lagi memikirkan pasal perselingkuhan ini. Akan tetapi, ada saatnya secara tiba-tiba Anda akan mengingatnya kembali dan ingin lari dari pasangan.

Rasa sakit yang dialami akan terasa segar dan sangat dalam seperti saat pertama kali Anda mengalaminya. Tenang saja, tahap ini merupakan sesuatu yang normal dari sebuah kesedihan. Ingat, ini adalah sebuah proses, bukan resep. Oleh karena itu, bersabarlah dengan diri Anda.

4. Set ulang pola pikir Anda
Daripada melihat sebuah affair sebagai akhir dari hubungan, cobalah untuk berpikir bahwa hal tersebut dapat menjadi kelahiran kembali. Berharap bahwa setelah Anda melalui semua kesedihan ini, Anda akan mendapatkan pengertian atau makna yang lebih dalam tentang diri Anda sendiri dan juga pasangan.

Jadikan tahap ini sebagai kesempatan untuk berkomunikasi dengan teman dan keluarga besar Anda. Mengikuti sebuah komunitas atau melakukan hal yang menyenangkan, di luar hubungan Anda dapat membantu Anda merasa dicintai dan tidak terisolasi. Anda mungkin akan mencari suami selingkuh quotes, tapi ingatlah, kebanyakan dari quotes tersebut akan membuat Anda mengingatnya kembali.

Suami selingkuh apakah bisa berubah?
Ketika kita sebagai istri mendapati suami sedang selingkuh, pasti yang kita rasakan hanya rasa emosi dan kecewa. Jika kita menuruti emosi, maka yang terbesit dalam pikiran kita adalah mengakhiri pernikahan saat itu juga. Namun sayangnya, sikap reaktif sering kali menghasilkan keputusan yang tidak bijaksana karena diambil saat pikiran tidak dalam keadaan yang jernih.

Dilansir dari laman tribunnews, Psikolog Irma Gustiana Andirani MPsi, mengatakan, sepahit apapun kenyataan yang dihadapi, suami dan istri harus mencoba berkomunikasi kembali dan melakukan rekonsiliasi.

“Jangan bersifat reaktif. Marah boleh, tapi jangan reaktif. Cobalah untuk tenang dulu sebelum berbicara. Dengan bersikap tenang, sebenarnya kita sudah menang satu langkah untuk ngomong,” ujar Psikolog Irma.

Perlu diketahui, sikap reaktif dan impulsif yang dikuasai amarah biasanya akan berdampak pada banyak pihak, terutama anak. Nah, setelah Anda sedikit tenang, pertimbangkan apa yang harus dibicarakan agar situasi menjadi lebih kondusif.

“Walau curiga selingkuh, jangan buru-buru melabrak. Kumpulkan dulu bukti-buktinya. Di era media sosial seperti sekarang sih enggak susah mencari buktinya,” tambah Irma.

Dalam berkomunikasi, Psikolog Irma menyarankan agar menggunakan “I language”, atau sudut pandang “saya”.

“Misalnya kita bisa mengatakan, ‘Saya tahu mas punya WIL (wanita idaman lain), dan saya sangat sedih. Bukan langsung memojokkan dengan kata ‘kamu begini atau begitu’,” kata Irma.

Proses komunikasi ini memanglah tidak mudah, namun sebagai pasangan kita wajib membuka dialog dan mencoba untuk bersikap kooperatif.

Irma menambahkan “Ajak suami untuk menyelesaikan masalah, dibicarakan maunya bagaimana. Kalau diteruskan seperti apa, kalau stuck bagaimana, atau mungkin lebih baik mundur dulu,”

Namun, apabila setelah ngobrol tidak ditemukan jalan tengah, mungkin Anda memerlukan pihak ketiga. Irma menyarankan untuk meminta bantuan konselor ataupun orang yang dapat memberikan pandangan obyektif.

“Sebaiknya jangan ke teman karena dia tidak akan obyektif. Pilih ke konselor atau kalau lebih percaya ahli agama, boleh juga,” katanya.

Jadi, misal Anda beragama muslim, Anda bisa berkonsultasi dengan pemuka agama ataupun ustadz mengenai pandangan suami selingkuh menurut Alquran.

Berbicara tentang masalah keluarga ini kepada keluarga besar, menurut Irma, bukanlah hal yang selalu bisa dibenarkan.

Irma berkata “Pertimbangkan dulu apakah masalah kita justru akan menambah beban keluarga atau tidak. Namun, kalau ada anggota keluarga yang bisa dipercaya dan membuat nyaman, silakan,”

Meskipun demikian, ada beberapa sisi lain yang mungkin belum banyak diketahui, misalnya tentang mekarnya cinta dan pengertian baru, setelah terungkapnya sebuah perselingkuhan.

Masalah inilah yang kemudian menimbulkan pertanyaan, “Apa benar perselingkuhan tidak sepenuhnya dianggap negatif seperti yang selama ini dibayangkan?”

Anjuran untuk memiliki perspektif yang lebih luas tentang masalah perselingkuhan, tanpa melabeli atau melakukan generalisasi, mungkin bisa dijadikan tahap awal bagi pasangan yang mengalami persoalan rumah tangga ini.

Sebab, ada beberapa orang yang mampu keluar dari persoalan perselingkuhan, kemudian memunculkan pribadi yang lebih baik dalam ikatan pernikahan.

Ada sebuah kemistri atau kemesraan yang justru muncul setelah seseorang menyadari kesalahan dalam sebuah hubungan gelap yang akhirnya berhasil terungkap.

Nah, tumbuhnya rasa dan semakin mesranya pasangan yang pernah selingkuh pada dasarnya merupakan bagian dari evaluasi ulang dari apa yang telah terjadi di masa lalu.

Sebuah kondisi di mana pasangan yang mungkin sempat merasa asing satu sama lain, hilangnya kemesraan, dan hubungan yang terjerumus dalam kebodohan, secara bertahap akan bangkit kembali.

Lebih dari itu, affair mampu memicu perasaan takut kehilangan, yang mungkin saja akan membawa seseorang untuk kembali memiliki intensitas perasaan yang lebih baik, setelah sebelumnya sempat merenggang.

Nah, sebagai akhir dari terungkapnya sebuah affair, bagi beberapa orang mungkin akan meningkatkan kedalaman dan kejujuran, serta keterbukaan dengan pasangannya.

Yang mungkin saja hal tersebut merupakan pangkal penyebab renggangnya hubungan di masa sebelumnya, hingga berakhir dengan suami selingkuh.

Tak berhenti disitu saja, kondisi tersebut pun mampu mengembalikan keintiman erotis dengan pasangan, yang mungkin pernah hilang saat suami selingkuh.

Mungkin saja, hal tersebut ada hubungannya dengan rasa takut kehilangan, yang membuat pasangan yang ada di dalamnya mengambil tindakan untuk mempertahankan hubungan agar lebih erat.

Dengan kata lain, proses pemulihan setelah terjadinya affair bisa menjadi hal yang memperkuat sebuah hubungan.

Lagi pula, tidak semua orang mengharapkan adanya kehancuran dalam hubungan, dan kelelahan emosional yang menyertai permasalahan tersebut, baik bagi diri sendiri maupun pasangan.

Para pakar, seperti yang dilansir dari laman 360nobs, meyakini bahwa perselingkuhan dapat menggeser persoalan dari porsi yang sedemikian berat, hingga beranjak ke akar permasalahan.

Maksudnya, pasangan yang mengalami kondisi semacam itu bisa belajar tentang orang yang kesepian, hingga akhirnya sampai pada keputusan untuk tidak mengakhiri pernikahan.

Dengan begitu, efek ketidaksetiaan dapat mengubah pernikahan dengan cara yang positif, yaitu membawa pasangan menjadi lebih dekat, bahkan dibandingkan di masa-masa sebelumnya.

Meskipun begitu tak dapat dipungkiri, penyelesaian perselingkuhan semacam ini tidak serta merta menghilangkan trauma, yang muncul akibat ikatan suci pernikahan yang ternodai.

Tetap saja, proses pemulihan pasca affair dapat menjadi proses panjang yang sangat melelahkan dan bahkan berakhir dengan hancurnya perkawinan. Meskipun ada pula yang menjadi permulaan baru bagi hubungan yang lebih baik kedepannya.

 

( Sumber: https:// manado. tribunnews. com/2018/11/26/jika-suami-terbukti-selingkuh-dalam-pernikahan-apakah-harus-cerai-atau-tidak)

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel